Kamis, 10 November 2011

EMPAT TAKSONOMI DALAM ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA


Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi siasat permukaan ( atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya stuktur-struktur permukaan berubah. Para pelajar mungkin saja:
1. menghindarkan / menghilangkan butir-butir penting
2. menambah sesuatu yang tidak perlu
3. salah memformasikan butir-butir
4. salah menyusun butir-butir tersebut.
           Akan tetapi, para peneliti telah mencatat bahwa unsure-unsur permukaan suatu bahasa berubah dengan / dalam cara-cara yang spesifik dan sistematis.
Menganalisis kesalahan-kesalahan dari perfektif siasat permukaan memang memberi banyak harapan bagi para peneliti, terutama sekali yang berkaitan dengan pengenalan proses-proses kongnitif yang mendasari rekontruksi pelajar mengenai bahasa baru yang dipelajarinya itu.

        Secara garis besarnya kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam taksonomi siasat permukaan ini adalah:
1. penghilangan
2. penambahan
3. salah formansi
4. salah susun.
Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah (Tarigan, 1988:148). Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah:
(1) penghilangan (omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Kami membeli makanan enak warung.
Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi) yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah:
Kami membeli makanan di warung.
(2) Penambahan (addition), penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan, yaitu kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Para mahasiswa-mahasiswa.
Banyak rumah-rumah.
Yang seharusnya:
Para mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa
Banyak rumah atau rumah-rumah
(3) Salah formasi (misformation), kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam kesalahan penghilangan, unsure itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan formasi ini sang pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama sekali.
Contoh kalimat:
The dog eated the chicken.
Ciri kala lalu diutamakan oleh pelajar pada verba “eated” padahal itu tidak benar sama sekali; seharurnya ate, atau:
The dog ate the chicken.
(5) Salah susun (misodering) ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran.
Contoh:
I met there some Germans (kalimat)
Another my friend (frasa)
Para pelajar banyak melakukan kesalahan-kesalahan tertulis yang merupakan terjemahan “kalamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur-struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu.
(Tarigan, 1988:148-158)





Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya (Tarigan, 1988:158). Sebagai contoh kalau kita menggunakan taksonomi komparatif untuk mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan pelajar Indonesia yang belajar bahasa Inggris, maka kita dapat membandingkan struktur kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris sebagai B1.
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe kontruksi tertentu lainnya.
Dalam kepustakaan riset, kesalahan-kesalahan B2 sudah sangat sering dibandingkam dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka dan mengekuivalensikan frase-frase atau kalimat-kalimat dalam bahasa ibu pelajar. Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:
1. kesalahan perkembangan
2. kesalahan antar bahasa
3. kesalahan taksa
4. kesalahan lainnya.
Agak bertentangan dengan pendapat umum yang tersebar luas, maka para peneliti secara konsisten menemui bahwa bagian terbesar dari kesalahan-kesalahan dalam keluaran bahasa para pelajar B2 termasuk tipe kesalahan perkembangan atau development errors.
Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:
(1) kesalahan perkembangan (development errors) adalah kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka.
Contoh:
I like do it (I like to do it)
Jim doesn’t likes it (Jim doesn’t like it)
I not craying (I am not craying)
(2) kesalahan antarbahasa (interlingual errors) adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibi, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.
Contoh:
Dia datang Bandung dari.
Contoh di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung).
(3) kesalahan taksa (atau ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagi kesalahan perkembangan ataupun kesalahan antarbahasa.
Contoh: Konstruksi yang mencerminkan bahasa asli sang pelajar (misalnya Medan) yang belajar bahasa Indonesia sebagai B1 mereka.
Menulis saya (Saya menulis)
Tidur dia (Dia tidur)
Pergi kami (Kami pergi).
(4) kesalahan lain (other errors) menurut Dulay dan Burt (1974), dalam membuat analisis komparatif kesalahan anak-anak, menyebutnya sebagai kesalahan unik (Unique errors) yang mengacu pada keunikannya bagi para pelajar B2.
Contoh: She hungry (dengan menghilangkan auxiliary)
Contoh di atas merupakan struktur bahasa yang digunakan seorang pelajar dengan bahasa ibunya (Spanyol) dan juga tidak perkembangan B2 (seperti She hungry dengan menghilangkan auxiliary).
(Tarigan, 1988:158-163).










Taksonomi Efek Komunikatif
Kalau taksonomi siasat permukaan dan taksomasi komparatif memusatkan perhatian pada aspek-aspek kesalahan itu sendiri, maka taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadpi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu :
1. Kesalahan Global atau Global Errors
2. Kesalahan Lokal atau Local Errors
Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca (Tarigan, 1988:164).
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:
(1) kesalahan global (global errors)
Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan organisasi kalimat sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:
a. Salah menyusun unsur pokok.
Misalnya:
Bahasa Indonesia banyak orang disenangi.
Yang seharusnya:
Bahasa Indonesia disenangi banyak orang.
b. Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.
Misalnya:
Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Yang seharusnya:
Kalu kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang.
c. hilangnya ciri kalimat pasif.
Misalnya:
Rencana penelitian itu diperiksa pada pimpinan.
Yang seharusnya:
Rencana penelitian itu diperiksa oleh pimpinan.
(2) kesalahan local (local errors)
Kelahan lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi sebuah unsur dalam kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Keslahan-kesalahan ini hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka burt dan Kiparsky menyebutnya kesalahan “lokal”.
Dalam bahasa Indonesia, contoh kesalahan local itu antara lain sebagai berikut.
Penyelesaikan tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat.
Jumlah mahasiswa Unesa berjumlah sepuluh ribu.
Penyerahan hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
Yang seharusnya:
Tugas itu dislesaikannya dengan penuh semangat.
Mahasiswa Unesa berjumlah sepuluh ribu.
Hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
(Tarigan, 1988: 164-166)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar