Kamis, 10 November 2011

KUMPULAN PUISI


Akhir Sebuah Penantian
Seberkas sinar yang dulu menelusup ke dalam relung jiwa
Kini mulai redup dan hampir padam
Sebongkah asa yang pernah bersemayam di hati pun
Kini mulai terbelah dan berserakan
menyisakan puing-puing yang tak bermakna
Mencoba mencari kembali sinar itu,
menjaga dan menyimpannya lagi di relung jiwa terdalam hingga tak akan pernah padam
Menyusun kembali puing-puing asa hingga menjadi sebongkah harapan yang tak akan pernah hancur
Adakah yang kan temani tuk jaga sinar itu?
Haruskah pertahankah sebongkah asa yang tak bertepi itu?
Sunyi, sepi menemani, rindu dendam menyelimuti, kelam malam jadi saksi,
semua tak ada yang abadi.
Kegelisahan ini, kegalauan ini, hanyalah sementara.
Kebahagiaan abadi telah menanti di sisi Sang Pemilik Hati.


Arti Hadirku

Andai aku peri bersayap
Aku ingin terbang mengitari hatimu dengan anganku
Tuk taburkan benih-benih cinta
Andai aku bintang yang bersinar
Aku ingin menerangi hatimu hingga malam memusnah
        Aku ingin diriku berarti untukmu
        Kuberharap bisa selalu di hatimu, di sampingmu
        Menghapus air matamu dikala menangis
   Tersenyum dan tertawa ketika kau bahagia
                Menjadi sandaranmu diwaktu kau merasa sendirian. 


Dirinya
Jujur aku merindukannya
Kuingin mendengar suaranya, menatap wajahnya,
merasakan belaian lembut tangannya, dan hangat dekapannya
Sungguh dirinya takkan terlupakan, walau silih berganti bayangan lain  yang singgah di hati
Dia tetap bertahta di lubuk hati terdalam


HANYA UNTUKMU
Akan kutanam benih-benih melati di hatiku,
 dan kuantar bunga-bunyanya kepada hatimu

Akan kurangkai parsel berisi cinta, kasih,
dan sayang dalam hidupku dan kukirim kepada hidupmu






Semu
Terasa  waktu berputar lambat
Rasa ini tertumpah berhamburan hingga tak bersisa
Menyedihkan…
Terkuak tabir buram itu tak ada apapun
Kosong, hampa, sepi

              Kau
Kau adalah inspirasiku
        Inspirasi dalam sajak-sajakku
        Sajak yang terangkai dari kata demi kata
dari sebuah kejujuran hati
        Sajak-sajakku tersenyum
                Ketika melihatmu bahagia
        Sajak-sajakku menangis
                Ketika melihatmu bersedih
        Sajak-sajakku menjerit
                Ketika kau menghianati sebuah ketulusan.



KERINDUAN
Angin yang berhembus tak pernah membawa berita
Burung yang pulang dari berkelana pun tak punya cerita
Haruskah kutanya ilalang yang bergoyang ataukah rerumputan yang terdiam
Aku ingin hilang bersama sepi
Melesat ke alam mimpi
Tak mau kembali sebelum kulihat senyum itu.

          
           Love at first sigh
Sejak pertama melihatmu
Kau telah mencuri hatiku
Sejak pertama kita bertemu
Ku telah jatuh hati padamu
Sejak pertama kali kita bicara
Kau telah membuat jantung ini selalu berdetak cepat
Sejak saat itu kau telah merasuk dalam jiwa dan ragaku
Menyatu dalam aliran darahku dan tak akan terhenti hingga ajal menjemput

       

MAAF
Aku telah mencuri hatimu ,
                maaf!
Aku akan  menyimpannya di sisi hatiku agar kita selalu berdampingan
Selalu bergandengan
dalam mengayuh biduk menuju dermaga keabadian

KUMENUNGGU
Di sini kukan menunggumu
Menunggu kau datqng menemuiku
Menunggu tuk setiap langkahmu dengan membawa segumpal rindu untukku.
Di sini kumenunggumu, tuk setiap ucapanmu yang menyatakan bahwa kau sayang padaku
Di sini kumenunggumu ditiap waktu, jam, menit, bahkan detik
Kukan selalu menunggumu hingga akhir waktuku sampai kau datang menjemputku.


 Hatiku gelap gulita bagai malam tak berbintang tak berbulan
Sunyi, sepi mencekam
Kau hadir menerobos relung batinku, menyusup dalam darah dan nadiku
Tak lagi sunyi, tak lagi sepi dan tak lagi hampa
Akankah kau sandaran jiwaku?
Kutersadar
Kau hanya sebatas angan namun,
Kau juga sebuah harapan
Harapan kosong tanpa satu kepastian
Tapi, kuingin kau tetap ada dalam jiwa dan ragaku
Mendampingi dan menemaniku
Berjalan dan berlari di atas kerikil dan batu kehidupan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar