Kamis, 10 November 2011

Taksonomi Kesalahan Berbahasa


Pengantar
Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang memunyai cacat pada ujaran atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1988:141). Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan adalah penyimpangan norma-norma bahasa yang telah ditetapkan dalam penggunaan bahasa. Kesalahan berbahasa ini dapat dilakukan oleh siapa saja.
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah.
Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988), antara lain:
(1) taksonomi kategori linguistik;
(2) taksonomi siasat permukaan;
(3) taksonomi komparatif; dan
(4) taksonomi efek komunikatif.



Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah (Tarigan, 1988:148). Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah:
(1) penghilangan (omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Kami membeli makanan enak warung.
Adik ambilkan gula dapur!
Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi) yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah:
Kami membeli makanan di warung.
Adik ambilkan gula di dapur!
(2) Penambahan (addition), penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan, yaitu kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh kalimat:
Para ibu-ibu.
Banyak gedung-gedung.
Yang seharusnya:
Para ibu atau ibu-ibu.
Banyak gedung atau gedung-gedung.
(3) Salah formasi (misformation), kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam kesalahan penghilangan, unsur itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan formasi ini sang pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama sekali.
Contoh kalimat:
The dog eated the chicken.
Ciri kala lalu diutamakan oleh pelajar pada verba “eated” padahal itu tidak benar sama sekali; seharurnya ate, atau:
The dog ate the chicken.
(5) Salah susun (misodering) ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran.
Contoh:
Paman datang Bandung dari. (kalimat)
Banyak terima kasih (frasa)
Para pelajar banyak melakukan kesalahan-kesalahan tertulis yang merupakan terjemahan “kalamiah” atau terjemahan kata demi kata struktur-struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu.
(Tarigan, 1988:148-158)



Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya (Tarigan, 1988:158). Sebagai contoh kalau kita menggunakan taksonomi komparatif untuk mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan pelajar Indonesia yang belajar bahasa Inggris, maka kita dapat membandingkan struktur kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris sebagai B1.
Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:
(1) kesalahan perkembangan (development errors) adalah kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka.
Contoh:
I like do it (I like to do it)
         Saya ingin melakukannya.
Micky doesn’t likes it (Micky doesn’t like it)
I not sleeping (I am not sleeping)
(2) kesalahan antarbahasa (interlingual errors) adalah kesalahan-kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.

Contoh:
Dia pergi pasar dari.
Contoh di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (pasar dari berarti ‘dari pasar).
(3) kesalahan taksa (atau ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagi kesalahan perkembangan ataupun kesalahan antarbahasa.
Contoh: Konstruksi yang mencerminkan bahasa asli sang pelajar (misalnya Medan) yang belajar bahasa Indonesia sebagai B1 mereka.
Membaca saya (Saya membaca)
Pergi  dia (Dia pergi)
Makan  kami (Kami makan).
(4) kesalahan lain (other errors) menurut Dulay dan Burt (1974), dalam membuat analisis komparatif kesalahan anak-anak, menyebutnya sebagai kesalahan unik (Unique errors) yang mengacu pada keunikannya bagi para pelajar B2.
Contoh: She hungry (dengan menghilangkan auxiliary)
Contoh di atas merupakan struktur bahasa yang digunakan seorang pelajar dengan bahasa ibunya (Spanyol) dan juga tidak perkembangan B2 (seperti She hungry dengan menghilangkan auxiliary).
(Tarigan, 1988:158-163).


Taksonomi Efek Komunikatif
Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca (Tarigan, 1988:164).
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:
(1) kesalahan global (global errors)
Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan organisasi kalimat sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:
a. Salah menyusun unsur pokok.
Misalnya:
Bahasa Indonesia banyak orang disenangi.
Yang seharusnya:
Bahasa Indonesia disenangi banyak orang.
b. Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.
Misalnya:
Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Yang seharusnya:
Kalau kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang.
c. hilangnya ciri kalimat pasif.
Misalnya:
Rencana penelitian itu diperiksa pada pimpinan.
Yang seharusnya:
Rencana penelitian itu diperiksa oleh pimpinan.
(2) kesalahan lokal (local errors)
Kelahan lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi sebuah unsur dalam kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Keslahan-kesalahan ini hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka burt dan Kiparsky menyebutnya kesalahan “lokal”.
Dalam bahasa Indonesia, contoh kesalahan lokal itu antara lain sebagai berikut.
Penyelesaikan tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat.
Jumlah mahasiswa STKIP SB Rangksbitung berjumlah sepuluh ribu.
Penyerahan hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
Yang seharusnya:
Tugas itu dislesaikannya dengan penuh semangat.
Mahasiswa STKIP SB Rangksbitung berjumlah sepuluh ribu.
Hadiah diserahkan oleh Bapak Lurah.
(Tarigan, 1988: 164-166)


Taksonomi Kategori Linguistik
Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya) (Tarigan, 1988:145).
Taksonomi kategori linguistik dijadikan sebagai dasar penelitian kesalahan berbahasa. Unsur-unsur kesalahan berbahasa yang termasuk dalam kategori linguistik adalah
1) kesalahan fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi bahasa tulis.
2) Kesalahan morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, dan perulangan kata.
3) kesalahan sintaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
4) kesalahan leksikal atau pilihan kata (Tarigan, 1988:196).
Jenis Kesalahan Kategori Linguistik
Kesalahan Penggunaan Ejaan
Kesalahan penggunaan ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca (Tarigan, 1988:198). Kesalahan penulisan kata meliputi kesalahan penulisan kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata ganti (–ku, kau-, -mu, dan –nya), kata depan (di, ke, dan dari), kata si dan sang, partikel (-lah, -kah, dan –tah), singkatan dan akronim, dan penulisan angka dan lambang bilangan.
Adapun kesalahan penggunaan tanda baca meliputi tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tada pisah (-), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda (!), tanda kurung ((..)), tanda kurung siku ([...]), tanda petik (”...”), tanda petik tunggal (’...’), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrof (’).
Dalam pedoman umum ejaan yang disempurnakan, selain penulisan kata dan pemakaian tanda baca, pemakain huruf kapital dan huruf miring juga termasuk ke dalam ejaan.
Penggunaan ejaan yang salah dapat menimbulkan makna yang berbeda karena bahasa tulis tidak seperti bahasa lisan yang menggunakan unsur suprasegmental. Kesalahan ini tergolong kesalahan fonologis.
Contoh:
Tuhan yang Maha Kuasa telah memberiku anak.
Dia berjalan duapuluh kilo meter.
Orangtuanya meninggal dua hari lalu.
Yang seharusnya:
Tuhan Yang Mahakuasa telah memberiku anak.
Dia berjalan dua puluh kilo meter.
Orang tuanya meninggal dua hari lalu.
(Tarigan, 1988:198)                 

A. Penggunaan Huruf Kapital
Penggunaan huruf kapital sesuai dengan pedoman ejaan bahasa Indonesia ialah sebagai berikut.
1. Penulisan huruf pertama kata pada awal kalimat dan petikan langsung menggunakan huruf kapital.

Salah Benar
orang tuanya sakit. Orang tuanya sakit.
kenapa ia pulang? Kenapa ia pulang?.
dia pergi ke kantor. Dia pergi ke kantor.
ia bertanya, ”dari mana adikmu?” Ia bertanya, ”Dari mana Adikmu?”
”makan apa, Mir?” tanya ibu. ”Makan apa, Mir?” tanya ibu.
2. Penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci menggunakan huruf besar.
Salah                                       Benar
Kita bersyukur kepada allah.       Kita bersyukur kepada Allah.
Dia mempunyai alkitab.                Dia mempunyai Alkitab.
agama kristen                                agama Kristen
Yang maha kuasa                          Yang Mahakuasa
3. Penulisan huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang menggunakan huruf kapital.
Salah Benar
sultan hamengkubuwono X Sultan Hamengkubuwono X
haji umar mahmud Haji Umar Mahmud
nabi muhammad Nabi Muhammad
Dia baru diangkat menjadi Sultan. Dia baru diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik Haji. Tahun ini ia pergi naik haji.
4. Penulisan huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat menggunakan huruf kapital.
Salah
presiden susilo bambang yudhoyono
profesor Budi Dharma
Siapakah Gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi Mayor Jenderal.
Benar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Profesor Budi Dharma
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor Jenderal.
5. Penulisan huruf pertama unsur-unsur nama orang, nama tahun, bulan, nama bangsa, suku bangsa dan bahasa, hari raya, dan peristiwa sejarah menggunakan huruf kapital.
Salah Benar
ibnu batutah Ibnu Batutah
tahun masehi tahun Masehi
Aku lahir pada bulan agustus Aku lahir pada bulan Agustus
bangsa indonesia bangsa Indonesia
suku indian suku Indian
hari natal hari Natal
peristiwa perang badar peristiwa perang Badar
mengIndonesiakan kata asing mengIndonesiakan kata asing
keInggris-Inggrisan keinggris-inggrisan
6. Penulisan huruf pertama nama geografi menggunakan huruf kapital.
Salah
Bangsa Indonesia terletak di kawasan asia tenggara.
Ayah pergi ke cirebon.
Kita berlibur ke danau Toba.
Semua orang khawatir ketika gunung kelud meletus.
Salah satu garam paling mahal adalah garam Inggris.
Ibu membawa pisang Ambon dari kota Ambon.
Benar
Bangsa Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara.
Ayah pergi ke Cirebon.
Kita berlibur ke Danau Toba.
Semua orang khawatir ketika Gunung Kelud meletus.
Salah satu garam paling mahal adalah garam inggris.
Ibu membawa pisang ambon dari kota Ambon.
7. Penulisan huruf pertama unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi menggunakan huruf kapital.
Salah
perserikatan bangsa-bangsa
yayasan ilmu-ilmu sosial
undang-undang dasar republik indonesia
Benar
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
8. Penulisan huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama baku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal menggunakan huruf kapital.
Salah
Saya telah membaca buku dari ave maria ke jalan lain ke roma.
Bacalah majalah bahasa dan satra.
Ia menyelesaikan makalah ”asas-asas linguistik umum”
Benar
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Satra.
Ia menyelesaikan makalah ”Asas-Asas Linguistik Umum”.
9. Penulisan huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan menggunakan huruf kapital.
Salah
prof. Teguh Harianto
drs. Syaiful Hafidz, M.pd. diangkat sebagai kepala sekolah.
ny. Ardianto
Benar
Prof. Teguh Harianto
Drs. Syaiful Hafidz, M.Pd. diangkat sebagai kepala sekolah.
Ny. Ardianto
10. Penulisan huruf pertama kata ganti Anda dan kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang tidak dipakai dalam penyapaan pengacuan menggunakan huruf kapital.
Salah
”Kapan bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya, ”itu apa, bu?”.
Surat saudara sudah saya terima.
Para ibu mengunjungi ibu Hasan.
Kita harus menghormati bapak dan Ibu kita.
Semua Kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Surat anda telah kami terima.
Benar
”Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya, ”itu apa, Bu?”.
Surat Saudara sudah saya terima.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
B. Penggunaan Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan
surat kabar Suara Karya
2 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelomp[ok kata.
Misalnya: Dia bukan menipu tetapi ditipu
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesauaikan ejaannya.
Misalnya: nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia mangostana
politik divide et impera perenah merajalela di negeri ini
Kesalahan Penulisan Kata
Bentuk penulisan kata sesuai dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut.
1. Penulisan Gabungan Kata
a. Penulisan gabungan kata yang termasuk kata majemuk dan bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Salah Benar
dutabesar duta besar
tanggungjawab tanggung jawab
tandatangan tanda tangan
rumahsakit rumah sakit
sandangpangan sandang pangan
kantorpos kantor pos
kerjasama kerja sama
ujiicoba uji coba
tanyajawab tanya jawab
b. Penulisan gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dan sudah senyawa harus ditulis serangkai.
Salah Benar
darma siswa darmasiswa
dari pada daripada
pada hal padahal
segi tiga segitiga
barang kali barangkali
bila mana bilamana
apa bila apabila
c. Penulisan gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh ditulis serangkai.
Salah Benar
tuna rungu tunarungu
tuna grahita tunagrahita
catur wulan caturwulan
pasca sarjana pascasarjana
Tuhan Mahaesa Tuhan Maha Esa
non teknis nonteknis
d. gabungan kata yang terjadi akibat adanya imbuhan (awalan atau akhiran) ditulis serangkai dengan unsur gabungan yang paling dekat dengan imbuhan tersebut.
Salah Benar
bertanggungjawab bertanggung jawab
tandatangani tanda tangani
menyebarluas menyebar luas
e. gabungan kata yang terjadi akibat adanya imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai seluruhnya.
Salah Benar
menggaris bawahi menggarisbawahi
penganak tirian penganaktirian
pencampur adukan pencampuradukan
ditanda tangani ditandatangani
2. Penulisan Kata Ganti ku, kau-, -mu, dan -nya
kata ganti ku dan kau diulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Salah
Ku mau hidup seribu tahun lagi
Kenapa kau matikan radio itu?
Aku tidak tahu dengan apa yang dialami nya.
Aku pinjam makalah mu.
Benar
Kumau hidup seribu tahun lagi
Kenapa kaumatikan radio itu?
Aku tidak tahu dengan apa yang dialaminya.
Aku pinjam makalahmu.
3. Penulisan Partikel pun’ dan per’
a. partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Salah Benar
Engkaupun engkau pun
di manapun di mana pun
satu kalipun satu kali pun
apapun apa pun
b. Partikel pun ditulis serangkai karena sudah dianggap padu atau lazim.
Salah Benar
walau pun walaupun
ada pun adapun
kendati pun kendatipun
biar pun biarpun
kendati pun kendatipun
kalau pun kalaupun
sungguh pun sungguhpun
sekali pun sekalipun
mau pun maupun
meski pun meskipun
c. partikel per’ yang berarti ’mulai’, ’demi’, dan ’tiap’, ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Salah Benar
per-1 April per 1 April.
satu persatu. satu per satu
Harga kain itu Rp2.000,00 perhelai. Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.
satu persatu satu per satu
d. Partikel per’ yang merupakan bagian bilangan pecahan bilangan dituliskan serangkai.
Salah Benar
satu per sepuluh satu persepuluh
dua lima per empat dua lima perempat
4. Penulisan Kata Depan
Kata depan harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Salah Benar
diantaranya di antaranya
dimana di mana
kemana ke mana
kesana ke sana
kemari ke mari
kesamping ke samping
5. Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka yang digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Salah Benar
lima kilogram 5 kilogram
pukul lima belas pukul 15.00
empat meter persegi 4 meter persegi
dua jam sepuluh menit 2 jam 10 menit
b. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan, lazim digunakan angka Arab (disertai tanda (-)) atau dinyatakan dengan angka Romawi.
Salah Benar
ke dua belas kedua belas, ke-12, XII
ke X ke-10, kesepuluh, X
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada alamat.
Salah Benar
jalan Tanah Abang satu jalan Tanah Abang I
Nomor lima belas Nomor 15
d. Bilangan yang mendapat akhiran –an dituliskan serangkai dengan unsur yang terdekat bila dinyatakan dengan huruf atau digunakan tanda hubung (-) bila dinyatakan dengan angka.
Salah Benar
tahun 70 an tahun ’70-an, tahun tujuh puluhan
uang 1.000 an uang 1000-an, uang seribuan
e. Bilangan yang menunjukkan jumlah ditulis dengan huruf bila dapat dinyatakan tidak lebih dari dua kata, kecuali yang menunjukkan rincian dituliskan dengan angka.
Salah
Panitia memerlukan 3 pengisi acara.
14 korban meninggal dalam kecelakaan itu.
Dua ratus telur habis terjual.
Amir menonton drama itu sampai 3 kali.
Ayah memesan 3 ekor ayam.
Benar
Panitia memerlukan tiga pengisi acara.
Empat belas korban meninggal dalam kecelakaan itu.
Sebanyak dua ratus telur habis terjual.
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ekor ayam.
f. Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Contoh:
1. Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp555.75 (lima ratus lima puluh lima dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
2. Pada hari ini Kamis, 8 Juli 2008 (delapan juli dua ribu delapan) telah memberikan uang kepada Saudara Harianto sebesar Rp2.000.000 (dua juta rupiah).
6. Bentuk Ulang
a. Kata Ulang Seluruh
Kata ulang seluruh merupakan pengulangan bentuk dasar pada seluruh bagian kata, baik yang berupa kata asal maupun kata turunan (Yulianto, 2008:73).
Contoh: makan → makan-makan
Perabotan → perabotan-perabotan
Pekerja → pekerja-pekerja
b. Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan ialah kata ulang dari bentuk dasar yang diulang seluruh bagiannya dengan disertai pengimbuhan sekaligus (Yulianto, 2008:73).
Contoh: orang → orang-orangan
Kereta → kereta-keretaan
c. Kata Ulang Sebagian
Kata ulang sebagian merupakan akata ulang yang terjadi pada sebagian bentuk dasar.
Contoh: tangga → tetangga
Tamu → tetamu
Berjalan → berjalan-jalan
Makanan → makan-makanan
d. Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata ulang dengan perubahan bunyi ialah kata ulang dari bentuk dasar yang diulang seluruh bagiannya, namun disertai perubahan bunyi yang mungkin pada konsonan atau vokalnya (Yulianto, 2008:75).
Contoh: sayur → sayur-mayur
Balik → bolak-balik
Gerak → gerak-gerik
7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengukutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali pada sang kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca yang sesuai dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia ialah sebagai berikut.
a. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik digunakan untuk:
(a) singkatan nama gelar, contoh: Suryanto, S.H.
(b) singkatan nama orang, contoh: Muhammad Munir M. S.
(c) singkatan kata yang menggunakan huruf kecil, contoh: a.n., s.d., d.a., u.p, dkk. dll.
(d) angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya, contoh: 15.000 orang.
2. Tanda titik tidak dipakai untuk
(a) Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital seluruhnya, contoh: DPRD, MPR, DPR
(b) Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, contoh: cu, H2O, 6 cm, Rp5.000.000,00, 70 kg
(c) Akhir judul bab/subbab, ilustrasi, atau tabel.
Contoh: a. Departemen Dalam Negeri
A. diktorat Jenderal Pembangunan masyarakat desa
B. diktorat Jenderal Agraria
1. .....
b. Patokan umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
Contoh: Tabel 2 Variasi Penggunaan Imbuhan meng-
(d) Akhir tanggal surat, nomor surat, pokok surat, lampiran surat, atau alamat penerima surat.
Contoh: Yth. Sdr. Abdul Basir S.Pd.
Jalan Babatan III A No. 45
Surabaya
Contoh: Hal: Undangan rapat
b. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma digunakan sebagai berikut.
(a) Perincian yang lebih dari dua unsur, contoh: ....bapak, ibu, dan anak.
(b) Setelah nama orang yang diikuti gelar, contoh: Prof. Dr. Novie Andhika Pratama, M.Si.
(c) Setelah klausa pertama pada kalimat majemuk setara berlawanan, contoh: ............, melainkan ........
(d) Setelah kata atau ungkapan penghubunh antarkalimat, contoh: oleh karena itu, penyelesaiannya.....
(e) Pemisah alamat yang ditulis berurutan, serta mengapit keterangan tambahan.
Contoh: Susilo Bambang yudhoyono, Presiden Republik Indonesia ke-5, mengharapkan......
2. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang didahului induk kalimat.
Contoh: kami ... karena ...
karena ..., kami ...
tim ... agar ...
agar ..., tim ...
3. Tanda koma juga dipakai sebagai berikut.
(a) Memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara yang tidak menggunakan kata penghubung, contoh: kakak bekerja; saya istirahat.
(b) Membedakan perincian yang lebih kecil yang menggunakan tanda koma.
Contoh: Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
(c) Perincian yang berupa klausa yang ditulis dalam satu senarai (daftar).
Contoh:
Keslahan taksonomi kategori linguistik terdiri atas
(a) kesalahan penggunaan ejaan;
(b) .............................................;
(c) .............................................;
(d) ............................................. .
c. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua digunakan untuk memisahkan rincian yang mengikuti klausa lengkap.
Contoh: Kegiatan ini diarahkan untuk hal-hal berikut:
1. memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia;
2. membekali keterampilan berbahasa Indonesia;
3. menanamkan sikap untuk mencintai bahasa Indonesia.
d. Tanda Hubung (-)
1.Tanda hubung digunakan sebagai berikut.
(a) menyatakan kata ulang, contoh: rumah-rumah, kantor-kantor, jalan-jalan
(b) pengimbuhan kata yang ditulis dengan huruf kapital atau angka, contoh: ber-SIM, ber-KTP, pada 1990-an
(c) pemenggalan kata.
Contoh: Senjata itu merupakan alat pertahan-
an yang canggih, namun ...........................
e. Tanda Pisah (−)
1. Tanda pisah digunakan sebagai berikut.
(a) membatasi keterangan tambahan.
Contoh: Gabungan kata termasuk kata majemukbagian-bagiannya ditulis terpisah
(b) Menyatakan jarak yang berarti kata sampai dengan.
Contoh: Waktu: pukul 15.0017.15
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh: Waktu: pukul 15.00--17.15
f. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai sebagai berikut.
(a) Kalimat yang terputus-putus.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
(b) Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab ambrolnya ... akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Miasalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan hati-hati ... .
g. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai sebagai berikut.
(a) Tanda pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, kan?
(b) Tanda yang dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
h.Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau pun rasa emosi yang kuat.
Miasalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
i. Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung digunakan sebagai berikut.
(a) Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar isian kegiatan) kantor itu.
(b) Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok.
Misalnya:
Sajak Trenggono yang berjudul ”ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada 1962.
(c) Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
(d) Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
j. Tanda Kurung Siku ([...])
Tanda kurung siku digunakan sebagai berikut.
(a) Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagi koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
(b) Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah tertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-36] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
k. Tanda Petik (”...”)
Tanda petik digunakan sebagai berikut.
(a) Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Saya belum siap, ”Tunggu sebentar!”
(b)Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah ”Bola Lampu” dari buku Dari suatu masa, dari suatu tempat.
Karangan Andi Hakim N. Yang berjudul ”Raport dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
(c) Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaannya itu dilaksanakan dengan cara ”Coba dan Ralat” saja.
(d)Menutup atau mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tomi, ”Saya juga minta susu.”
(e) Menutup kalimat atau bagian kalimat yang ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan ”Si Hitam”.
Bang Qomar sering disebut ”pahlawan” ia sendiri tidak tahu sebabnya.
l. Tanda Petik Tunggal (’...’)
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain dan tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Contoh:
Tanya Basri, ”Kau dengar bunyi ’kring-kring’ tadi?”
Feed-back ’balikan’
m. Tanda Garis Miring
Tanda garis miring dipakai sebagai berikut.
(a) Keterangan nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwim.
Contoh:
No.7/PK/1990
(b) Pengganti kata dan, atau atau tiap.
Contoh:
mahasiswa/mahasiwi
harganya Rp150,00/lembar.
n. Tanda Penyingkat atau Apostrof (’)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Ali ’kan kusurati (’kan = akan)
Malam ’lah tiba (’lah = telah)
Kesalahan Pembentukan Kata
Kesalahan pembentukan kata tergolong pada kesalahan morfologis. Kesalahan morfologis adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata.
Contoh:
Banyak pelajar-pelajar baris-baris di tanah lapang itu.
Saya lebih baik berpulang daripada meninggal sini.
Yang seharusnya:
Banyak pelajar berbaris di tanah lapang itu.
Saya lebih baik pulang daripada tinggal di sini.
(Tarigan, 1988:198-199)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar